Sabtu, 01 Juni 2013

Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Pelajaran PAI. (Penelitian di SMA Bina Machmud Kadukacapi Kec. Pabuaran Kab. Serang)



A.    Latar Belakang Masalah
Aktivitas guru saat mengajar di kelas dapat dipilih menjadi dua, yaitu mengelola pengajaran (aktivitas instruksional) dan mengelola kelas (aktivitas  non-instruksional). Pengelolaan pengajaran adalah kegiatan mengajar itu sendiri yang melibatkan materi, metode, media, dan di akhiri dengan evaluasi. Sedangkan pengelolaan kelas adalah usaha guru untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang memungkinkan pengelolaan pengajaran dapat berlangsung dengan baik dan tentunya memberikan hasil yang optimal.
Dua aktivitas tersebut di atas pada dasarnya saling terkait sama lain. Artinya, aktivitas instruksional tidak mungkin berjalan tanpa memperhitungkan  aktivitas non-instruksional. Demikian pula, pelaksanaan aktivitas non-instruksional dilakukan dalam rangka pelaksanaan aktivitas instruksional. Namun, itu tidak berarti bahwa bahwa masalah-masalah yang mucul dari masing-masing lantas dicampuradukkan. Masalah intruksional harus dipecahkan dengan cara-cara intruksional. Demikian puala non-instruksional harus dipecahkan dengan cara-cara non-instruksional. Pelajar yang sering mengganggu jalanya proses belajar-mengajar, enggan masuk kelas karena tidak diterima oleh kelompok, dan lain –lain di luar aktivitas intruksional merupakan masalah non-instruksional. Tidak tepat kalau seperti membuat pelajaran menjadi menarik dan mengurangi nilai rapot, tetapi hendaknya di pecahkan, apabila pelajar tidak tertarik pada pelajaran PAI, hendaknya masalah ini tidak dipecahkan dengan menciptakan hubungan interpersonal yang lebih akrab, tetapi dengan mencari jalan agar penyajian pelajar itu menjadi lebih  mudah dicerna oleh pelajar.
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal untuk terjadinya proses belajar mengajar yang termasuk ke dalam hal ini misalnya, penghentian tingkah laku siswa yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian hadiah bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh siswa, atau penetapan norma kelompok yang produktif.
Pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan kondisi dalam kelompok kelas yang berupa lingkungan kelas yang baik, yang memungkinkan siswa berbuat sesuai dengan kemampuannya, kemudian dengan pengelolaan kelas produknya harus sesuai dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya adalah menyediakan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional dan intelektual di dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin. Perkembangan intelektual, emosional sikap serta apresiasi para siswa.
Kondisi seperti di atas dapat dicapai jika guru mampu mengatur anak didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Juga hubungan interpersonal yang baik antara guru dan siswa, antara siswa dan siswa, merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif.
Pengelolaan kelas ini memberikan gambaran bahwa kegiatan belajar mengajar mempunyai arah dan penanganggungjawab yang jelas. Artinya dilihat dari komponen yang berkaitan dengan pembelajaran pada institusi sekolah, memberikan gamabaran yang jelas bahwa kepala sekolah dalam memberikan fasilitas dan kelengkapan pembelajaran, kejelasan kedudukan guru untuk menentukan, mendesain pembelajaran dan mengorganisir kelas, alokasi waktu, desain kurikulum, media dan kelengkapan pembelajaran dan lainnya yang berkaitan dengan suksesnya penyelenggaraan kegiatan belajar.
Keterampilan guru dalam mengelola kelas merupakan langkah awal untuk meraih keberhasilan siswa, meraih prestasi belajar yang baik. Sebaliknya kegagalan guru dalam mengelola kelas pertanda ketidakakuratan guru dalam mengelola pembelajaran.
Dalam sebuah kelas yang menekankan otonomi siswa, biasanya para siswa percaya bahwa tugas-tugas yang diberikan oleh guru penting, walaupun mungkin tampak tidak menyenangkan. Sebaliknya sebuah kelas yang terlalu memberikan kontrol terhadap anggotanya akan menyebabkan siswa hanya melaksanakan tugas-tugas pokok mereka saja. Dan oleh sebab itu pengelolaan kelas seorang guru harus menerapkan manajemen berbasis kerja sama atau manajemen kooperatif. Melalui manajemen kooperatif ini diharapkan akan terjadinya hubungan dan interaksi harmonis antara anggota kelas, sehingga akan terjamin terbentuknya suatu tim yang kompak dan saling membantu.
Rendahnya prestasi belajar siswa disebabkan oleh banyak faktor, salah satu faktor tersebut adalah rendahnya kemampuan guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Diantara kemampuan tersebut adalah kemampuan mengelola kelas dan memanfaatkan kelas sebagai sarana pendukung kegiatan belajar mengajar.

0 komentar:

Posting Komentar