Rabu, 22 Mei 2013

ULAMA SEBAGAI PEMIMPIN AGAMA DAN NEGARA

Dalam Islam, agak aneh kiranya, dikatakan bahwa islam sebagai agama akan tetapi persoalan pertama yang timbul dalam islam adalam bidang politik bukan dalam bidang teologi. tetapi persoalan politik itu berkembang dengan sangat pesat menjadi persoalan teologi. Di Indonesia persoalan politik menjadi perdebatan yang sangat panjang seputar pemimpin negara dan pemimpin agama. hal ini menunjukan bahwa pada dasarnya persoalan politik berkembang di Indonesia menjadi persoalan teologi.
banyak pakar negara melarang pemimpin agama untuk menjadi pemimpin negara. hal ini disebabkan kurang memahami agam sebagai pemimpin negara padahal awal mulanya sejarah menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin Agama juga sebagai pemimpin negara sehingga menjadi wajar jikalau di Indonesia Ulama indonesia menjadi pemimpin Negara sebagai rahmatan lilalamin. Namun kelemahannya adalah bahwa ulama Indonesia kurang memahami sepenuhnya tatanan hukum di indonesia baik itu hukum formil maupun materil.
oleh karena itu, Ulama Indonesia jika ia ingin bertarung dalam kancah politik dia harus memahami sepenuhnya hukum-hukum yang berlaku di Indonesia dengan sebaik-baiknya agar kedepan menjadi pemimpin yang adil dan bijaksana sehingga terwujud baldatun toyyibatun warabbun gobur. Amin

Rabu, 15 Mei 2013

TENGGAT WAKTU PELAKSANAAN PIDANA MATI MENURUT UU NO. 2/PNPS/1964 TENTANG PELAKSANAAN PIDANA MATI YANG DIJATUHKAN OLEH PENGADILAN DI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM DAN MILITER

     Sampai saat ini Indonesia masih termasuk sebagai salah satu negara di dunia yang secara konsisten mempertahankan hukuman mati dalam peraturan perundang-undangan dan menerapkannya dalam praktek. pidana mati merupakan satu kelompok pidana pokok yang paling berat dari pidana pokok yang lain, pidana penjara, pidana kurungan atau pidana denda (pasal 10 KUHP). Pidana mati yang belaku di Indonesia merupakan permasalahan yang sangat menarik untuk dibahas, disebabkan ada pihak yang pro dan ada pihak yang kontra terhadap pidana mati di Indonesia. Namun masalah yang sangat penting adalah kapan dilaksanakannya terpidana mati itu setelah mempunyai kekuatan hukum tetap?.

Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Pelajaran PAI. (Penelitian di SMA Bina Machmud Kadukacapi Kec. Pabuaran Kab. Serang)



A.    Latar Belakang Masalah
Aktivitas guru saat mengajar di kelas dapat dipilih menjadi dua, yaitu mengelola pengajaran (aktivitas instruksional) dan mengelola kelas (aktivitas  non-instruksional). Pengelolaan pengajaran adalah kegiatan mengajar itu sendiri yang melibatkan materi, metode, media, dan di akhiri dengan evaluasi. Sedangkan pengelolaan kelas adalah usaha guru untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang memungkinkan pengelolaan pengajaran dapat berlangsung dengan baik dan tentunya memberikan hasil yang optimal.
Dua aktivitas tersebut di atas pada dasarnya saling terkait sama lain. Artinya, aktivitas instruksional tidak mungkin berjalan tanpa memperhitungkan  aktivitas non-instruksional. Demikian pula, pelaksanaan aktivitas non-instruksional dilakukan dalam rangka pelaksanaan aktivitas instruksional. Namun, itu tidak berarti bahwa bahwa masalah-masalah yang mucul dari masing-masing lantas dicampuradukkan. Masalah intruksional harus dipecahkan dengan cara-cara intruksional. Demikian puala non-instruksional harus dipecahkan dengan cara-cara non-instruksional. Pelajar yang sering mengganggu jalanya proses belajar-mengajar, enggan masuk kelas karena tidak diterima oleh kelompok, dan lain –lain di luar aktivitas intruksional merupakan masalah non-instruksional. Tidak tepat kalau seperti membuat pelajaran menjadi menarik dan mengurangi nilai rapot, tetapi hendaknya di pecahkan, apabila pelajar tidak tertarik pada pelajaran PAI, hendaknya masalah ini tidak dipecahkan dengan menciptakan hubungan interpersonal yang lebih akrab, tetapi dengan mencari jalan agar penyajian pelajar itu menjadi lebih  mudah dicerna oleh pelajar.

Persepsi Siswa Tentang Kepemimpinan Guru Pengaruhnya Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi di SMA Bina Machmud Kecamatan Pabuaran Kabupaten Serang)



A.    Latar Belakang Masalah.

Keberhasilan siswa dalam belajar merupakan salah satu tujuan esensial dari proses pembelajaran di sekolah. Keberhasilan belajar ini akan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mendukung kegiatan belajar itu sendiri. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan tersebut adalah minat belajar siswa. Minat belajar siswa dapat dipengaruhi oleh profesionalisme guru dalam melakukan pembelajaran di kelas. Guru sebagai menejer dalam pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting, karena dapat menciptakan aktivitas, situasi dan kondisi (iklim belajar) yang baik. Kepemimpinan guru dalam menciptakan situasi pembelajaran pada saat menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa, akan sangat berpengaruh terhadap minat belajar siswa, yang pada akhirnya menentukan prestasi belajar siswa secara umum. Minat belajar siswa dipengaruhi oleh cara guru menyampaikan pengajaran, sebab kepemimpinan guru termasuk faktor ekstern yang mempengaruhi minat belajar siswa. Kepemimpinan guru di dalam kelas biasanya akan ditanggapi oleh siswa dalam bentuk kesan terhadap penampilan guru. Kesan terhadap penampilan guru ini akan memberikan dampak pada minat belajar siswa. Dengan demikian kepemimpinan guru dalam mengelola iklim pembelajaran di kelas secara signifikan berdampak positif terhadap minat belajar siswa.
Hanya saja kepemimpinan guru dalam memberikan layanan pendidikan kepada para siswa bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa. Ini terbukti dari realitas yang penulis temukan bahwa di SMA Bina Machmud Kadukacapi Kec. Pabuaran yaitu minat belajar siswa rendah, padahal guru-guru terutama guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam telah berupaya dengan sekuat tenaga dengan memanfaatkan sarana dan fasilitas yang ada untuk membangkitkan minat belajar siswa. Hal ini tentu ada faktor lain yang menjadi penyebabnya dan memerlukan penelitian secara seksama. Rendahnya minat belajar siswa ini dapat dilihat dari tingginya tingkat absensi siswa, tingginya presentase siswa yang membolos, dan siswa jarang mengerjakan tugas yang diberikan guru.  
Dari indikator tersebut di atas penulis berkesimpulan bahwa minat belajar siswa di SMA Bina Machmud Kadukacapi rendah. Rendahnya minat belajar siswa tersebut dilatarbelakangi oleh kondisi lingkungan, dimana sebagian besar anak-anak usia 12 sampai dengan 17 tahun banyak yang tidak sekolah, tingkat pendidikan orang tua siswa yang sebagian besar sekolah dasar, serta kondisi ekonomi orang tua siswa yang mayoritas berasal dari petani. Kondisi lingkungan, tingkat pendidikan dan ekonomi orang tua ini jelas akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas dukungan terhadap minat belajar siswa.
Di samping ketiga hal tersebut kondisi umum SMA Bina Machmud Kadukacapi belum mempunyai daya tarik, baik secara fisik maupun non, seperti konsisi gedung, sarana prasarana dan kualitas guru yang belum memenuhi tuntutan profesionalisme keguruan. Rendahnya minat belajar siswa tersebut merupakan tantangan dan tanggung jawab guru untuk meningkatkannya.
Guru sebagai tenaga fungsional yang diberi tugas untuk memimpin kelas dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberikan pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Dalam posisi demikian guru adalah seorang pemimpin, pemain peran dalam seluruh pelayanan di dalam kelas. Dalam kondisi ini guru mempunyai tiga peran penting, yaitu : pertama sebagai pemimpin administrasi, kedua sebagai pengaruh sumber daya, dan ketiga, sebagai pemimpin pendidikan. Sebagai pemimpin administrasi guru harus mendukung program sekolah dengan menyediakan seluruh komponen administratif keguruan seperti, program tahunan, program semester dan program pembelajaran, agar guru dapat menjalankan fungsinya sebagai mediator dan konselor bagi siswa melalui rangkaian kegiatan belajar mengajar. Sebagai pengarah sumber daya dan manager, guru, merencanakan, mengarahkan dan mengorganisasikan sumber daya untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai. Termasuk dalam mengarahkan sumber daya manusia adalah berupaya meningkatkan minat belajar siswa secara keseluruhan. Sebagai pimpinan pendidikan, guru menyediakan bantuan secara profesional dan keahlian kepada siswa dalam proses belajar mengajar, dengan memfokuskan perhatian pada peningkatan minat belajar siswa.
Bagi guru pendidikan agama Islam tugas dan kewajiban seperti disebutkan di atas merupakan amanat yang diterima atas dasar pilihannya untuk memangku jabatan guru. Amanat tersebut wajib dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Sebagaimana firman Allah :
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan menyuruh kamu apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberikan pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah maha mendengar lagi maha melihat ( Q.s. Al-Nisa: 4 :58)1

Dari pengertian ayat di atas, tersirat bahwa menyampaikan amanah dan menetapkan hukum di antara manusia dengan adil adalah perintah Allah SWT, termasuk di dalamnya menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa adalah suatu amanah yang wajib disampaikan dengan baik dan benar oleh guru.
Menurut Usman, bila seorang guru dalam kepemimpinannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama adalah ia tidak akan dapat menanamkan benih pengajarannya itu kepada para siswa. Para siswa akan merasa enggan menghadapi guru yang tidak menarik, sehingga pelajaran pun tidak dapat diserap dengan baik2.


Beranjak dari kejadian beberapa tahun terakhir ini, dimana banyak siswa yang terpaksa mengulang sekolah di kelas XII, atau ada siswa yang mencoba membakar sekolah bahkan ada yang nekat bunuh diri kerana tidak lulus pada salah satu atau semua mata pelajaran yang diujikan secara nasional. Fenomena ini berawal dari rendahnya minat belajar siswa. Minat belajar siswa dapat dibangkitkan melalui penampilan dan pembawaan guru, cara guru menyampaikan pelajaran, sikap guru dalam mengajar, dan cara guru mengajar. Karena itu melalui penelitian ini penulis bermaksud untuk mengkaji “Pengaruh persepsi siswa tentang kepemimpinan guru pengaruhnya terhadap minat belajar siswa di SMA Bina Machmud Kadukacapi pada mata pelajaran pendidikan agama Islam..


1 Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: Depag, 1984), hal 128.
2 M. Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosyda 1995), hal. 7.

Pengaruh Aktivitas Pembelajaran Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Pelajaran Fiqih. (Penelitian di MTs Darul Huda Kec. Gunungsari Kab. Serang)



Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berhubungan dengan situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu, dimana dalam proses tersebut terkandung multifungsi dan aktivitas guru.
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar hasil belajar tersebut dapat diaplikasikan dalam bentuk perubahan perilaku, perubahan perilaku tersebut terjadi pada aspek kognitif, apektif, dan psikomotor. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor tersebut adalah kemampuan atau profesionalisme guru.
Dari rumusan masalah di atas, permasalahan yang akan diteliti adalah ; pertama ; bagaimana aktivitas pembelajaran guru MTs Darul Huda Kec. Gunungsari, kedua ; Bagaimana prerstasi belajar siswa MTs Darul Huda Kec. Gunungsari pada pelajaran fiqih dan , ketiga; Bagaimana pengaruh aktivitas pembelajaran guru terhadap prestasi belajar siswa MTs Darul Huda Kec. Gunungsari  pada pelajaran fiqih.
            Tujuan penelitian ini adalah ; Pertama untuk mengetahui aktivitas pembelajaran guru di MTs Darul Huda Kec. Gunungsari, kedua ; untuk mengetahui Prestasi belajar siswa MTs Darul Huda Kec. Gunungsari pada pelajaran fiqih dan, ketiga; untuk mengetahui Pengaruh aktivitas pembelajaran guru terhadap Prestasi belajar siswa MTs Darul Huda Kec. Gunungsari pada pelajaran fiqih.
            Penelitian ini dilakukan di MTs Darul Huda Kec. Gunungsari yang membahas Pengaruh aktivitas pembelajaran guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa MTs Darul Huda Kec. Gunungsari pada Peelajaran fiqih., dengan jumlah populasi 200 orang siswa. Sampel penelitian ini adalah 15 %  dari populasi yaitu sebanyak 30 orang siswa. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif. Instrument penelitiannya adalah ; observasi, wawancara, angket dan dokumentasi.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ; melalui analisis korelasi dengan menggunakan r produk moment (rxy) diperoleh hasil 0,52, hal ini menunjukkan bahwa antara variabel X dengan variabel Y terdapat korelasi sedang atau cukup. Adapun kontribusi variabel X terhadap variabel Y diketahui 27,04%, dan sedangkan sisanya sebesar 72,96% pengaruh faktor lain yang masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

Selasa, 14 Mei 2013

Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar Siswa




ERNAWATI NPM : 11.1.0154.1 Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas VII pada Mata Pelajaran Aqidah Ahlak di SMP Islam Daarul Yaqiin Karundang.
Belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh pengetahuan secara mendasar serta untuk meningkatkan faktor internal dan ekternal siswa dalam membentuk kondisi jasmani dan rohani menuju kearah yang lebih baik.
Pada hakekatnya guru sebagai pendidik mermpunyai tugas dan tanggung jawab yang tidak kecil. Oleh karena itu dalam keseluruhan proses pendidikan, diharapkan guru dapat mendorong siswa untuk belajar secara aktif dan dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Aqidah Ahlak. Dengan demikian guru harus mampu memilih strategi yang tepat dalam mencapai tujuan tersebut diatas. Salah satu bentuk strategi yang dapat mendorong siswa untuk belajar aktif adalah pemanfaatan Media Pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa Kelas VII pada Mata Pelajaran Aqidah Ahlak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Pemanfaatan Media Pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran Aqidah Ahlak di SMP Islam Daarul Yaqiin Karundang.
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Islam Daarul Yaqiin Karundang Kota Serang yang berjumlah 42 orang. Alat evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal –soal berbentuk pilihan ganda untuk mengetahui hasil belajar siswa melalui pree test dan post test. Hipotesis tindakan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah pemanfaatan Media Pembelajaran agar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Ahlak.
Dari hasil analisis didapat bahwa pengolahan data hasil tes uji kompetensi pree test dan post test yang telah dilaksanakan pada peserta didik kelas VII dengan memberikan suatu perlakuan (treatment) dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan pemanfaatan media pembelajaran pada mata pelajaran aqidah Ahlak. Dalam evaluasi pree test nilai rata-rata hanya mencapai 64,52% dan ketuntasan belajarnya hanya mencapai 57%, hal ini menunjukan bahwa siswa belum dapat mencerna sepenuhnya materi Aqidah Ahlak yang tidak menggunakan Pemanfaatan media Pembelajaran.
Kemudian hasil analisis dari ujian post test setelah materi Aqidah ahlak disampaikan dengan menggunakan pemanfaatan media pembelajaran terdapat hasil nilai rata-rata 86,07% serta ketuntasan belajarnya mencapai 93%. Hal ini menunjukan bahwa terdapat motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Ahlak dengan menggunakan Pemanfaatan Media pembelajaran dengan hasil yang sangat memuaskan.

Rabu, 08 Mei 2013

PENGARUH METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN FIQIH Penelitian di Mts Bina Machmud Kadukacapi Serang



             Metode contextual Teaching and learning adalah metode mengajar yang mengaitkan antara materi pembelajaran  dengan situasi nyata yang berkembang dan terjadi di lingkungan sekitar siswa, sehingga siswa mampu menghubungkan dan menerapkan kompetisi hasil belajar dengan kehidupan sehari-hari. Sebgai persyaratan untuk keberhasilan pembelajaran dengan metode contextual teaching and learning adalah bagimana upay aguru menghidupkan suasana kelas dan memancing keterlibatan semua anggota kelas untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, tentunya siswa siswa di harapkan mau mengeluarkan pendapat dan pikiran dan bahkan kalu mungkin seluruh  siswa diharpakan mampu membuat simpulan dari materi pelajaran. Penguasaan simpulan oleh siswa meerupakan prestasi atau hasil belajar.
            Prestasi belajar tersebut terjadi pada aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan, perubahan yang biasanya menonjol; terjadi pada aspek kognitif.perubahan prilaku sebagi hasil belajar di pengaruhi oleh banyak factor, salah satu factor ynag berpengaruh adalah straategi atau pendekatan belajar yang di gunakan olah guru. Strategi pembelajaran diyakini factor yang cukup berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa.